Posted by embun guruku


SUKSES
Berbicara mengenai definisi dari sebuah kesuksesan, pastilah setiap orang mempunyai definisi yang berbeda beda, tergantung dari apa yang ia inginkan dan cita – cita kan serta dengan tolok ukuran yang berbeda pula. Seperti seorang ibu rumah tangga yang telah menganggap dirinya sukses jika telah mendidik anaknya dengan baik, selesai  memasak sesuai dengan waktunya serta menyelesaikan semua pekerjaan pekerjaan rumah tangga yang menjadi kewajibannya. Namun tentunya definisi itu akan menjadi berubah untuk seorang bisnisman, ia menganggap bahwa kesuksesan itu dapat ia capai jika ia berhasil mendapatkan untung sekian M, membuat beberapa perusahaan baru dan lain lain. Dan begitu seterusnya jika pertanyaan itu dilemparkan kepada orang yang lainnya.
Seorang  motivator terkenal bernama Zig Ziglar, mendefinikan kesuksesan sejati sebagai sesuatu yang mencakup delapan bidang kehidupan, yakni: kebahagiaan, kesehatan, keuangan (kemakmuran), keamanan, kualitas persahabatan (mempunyai banyak sahabat), hubungan keluarga yang baik, pengharapan akan masa depan, dan kedamaian pikiran. Itulah sebabnya kita sering mendengar orang berkata bahwa orang kaya belum tentu sukses, namun orang yang sukses pasti kaya secara material dan spiritual. Kesuksesan sebagai kumpulan dari keberhasilan keberhasilan yang menjadi prioritas dalam hidup kita, yang mana dengan meraih hal tersebut, diri kita akan menjadi bahagia karenanya.
Hal yang perlu diingat adalah bahwa tujuan dasar dari pencapaiaan kesuksesan itu adalah menginginkan adanya suatu kebahagian batin. Setiap orang pada dasarnya pastilah menginginkan kebahagiaan hanya cara untuk meraihnya saja yang berbeda beda, ada yang dengan kekayaan baru bisa bahagia, ada yang hanya dengan kekuasaan, ada yang hanya dengan ketenaran, ada yang hanya dengan banyaknya gelar akademis dll. Sehingga menjadi hal yang sangat penting untuk diingat bahwa janganlah proses kita untuk mencapai kesuksesan itu dinodai dengan hal hal yang tidak baik (kotor, licik, curang dsb) yang dapat merusak atau menghancurkan nilai dari sebuah kebahagiaan kita pada akhirnya.
Misalnya jika seseorang menginginkan kekayaan, maka janganlah proses untuk mendapatkan kekayaan tersebut dilalui melalui cara – cara licik dan curang seperti korupsi, mencuri dan sebagainya. Karena hal hal tersebut merupakan hal yang melanggar hukum baik Negara maupun agama yang dapat menyebabkan kita diberikan hukuman. Jika kita berpikir jernih, toh untuk apa harta yang berlimpah jika pada akhirnya kita harus menghabiskan sisa umur kita di penjara dan setelah itu harus bersiap menghadapi siksaan yang lebih parah lagi di neraka.
Bahkan menurut Seorang pakar kepemimpinan dari Amerika bernama Dr. John C. Maxwell menegaskan bahwa dalam perjalanannya,  kesuksesan senantiasa pasti memerlukan apa yang harus kita lakukan dengan penuh pengorbanan akan tetapi tempuhlah perjalanan sukses itu dengan benar dan hargailah prosesnya bukan hasil akhir. Bagaimana menurut Anda?
Sekian artikel ini saya tulis, semoga dapat bermanfaat dan berguna untuk anda sekalian dalam memotivasi dan mengembangkan diri menjadi individu yang lebih berkualitas.

Pernahkan anda mendengar slogan iklan yang berbunyi, “kesan pertama begitu menggoda?”. Tanpa menyebutkan iklan apakah itu, ada point penting yang ingin saya ambil dari iklan tersebut  bahwa kesan atu citra diri yang positif merupakan sesuatu yang sangat penting, bukan hanya kesan pertama saja tetapi kesan pada awal dan selama lamanya baik terhadap diri anda. Persis seperti pepatah yang berbunyi “Harimau mati, meninggalkan belang – gajah mati, meninggalkan gading begitu pula manusia mati akan mengharapkan peningglan berupa citra positif
Lalu pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara untuk mendapatkan kesan yang baik tentang diri anda dari orang orang di lingkungan sekitar anda ?? Namun sebelum membahas mengenai caranya, terlebih dahulu akan saya coba definisikan arti dari sebuah kesan. Kesan merupakan suatu penilaian diri yang ditujukan kepada seseorang, baik dari dalam dirinya sendiri maupun dari orang lain, yang tertanan di dalam pikiran sadar dan bawah sadar orang yang menilainya akibat pengaruh sikap, perkataan orang yang bersangkutan ataupun dapat terjadi karena pengaruh orang lain, lingkungan sekitar ataupun pengalaman masa lalu dari orang yang memberikan penilaian.
Dari definisi tersebut, ada beberapa point penting yang dapat kita ambil untuk membangun citra diri yang positif  namun perlu digaris bawahi penting penting bahwa hal – hal berikut haruslah dilakukan dengan tulus dan fikiran yang positif karena jika hanya dilakukan dengan kepura- puraan, maka niscaya anda akan tersiksa sendiri dalam melakukan hal tersebut dan lambat laun kepura-puraan anda akan terbuka layaknya kedok yang digunakan utuk menutupi keburukan pada diri anda. Dan tentunya citra diri terhadap diri anda pun tak akan mendapatkan point positif dari lingkungan anda.
Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mendapatkankesan positif dari lingkungan, antara lain :
  • Kejujuran
Kejujuran merupakan sebuah mata uang yang berlaku dimana saja dan kapan saja. Melakukan kejujuran layaknya seperti sebuah pertempuran besar dalam diri sendiri. Kadangkala kita mengalami kesulitan untuk berkata dan bertingkahlaku jujur, ketakutan kita berbuat salah, kekhawatiran kita dimarahi orangtua atau atasan atau orang lain, ketidakinginan kita kehilangan respon positif dari orang lain karena kesalahan kita, merupakan beberapa alasan yang membuat kita tidak ingin melakukan kejujuran. Padahal, dengan kejujuran yang kita tampilkan, orang lain akan mampu melihat diri kita lebih lengkap sehingga dapat memaklumi kesalahan dan kita dapat diposisikan pada tempat atau tugas yang sesuai dengan potensi yang kita miliki dan kita dapat merasakan kenyamanan dalam beraktifitas.
  • Pikiran positif
Pikiran merupakan awal dari segala tindakan dan perbuatan yang menuju ke suatu hasil atas setiap pekerjaan.  Memiliki sebuah tingkah laku dan perkataan positif kadang belum tentu diikuti dengan sebuah pemikiran yang positif juga, padahal pemikiran positif sangat mempengaruhi dan menentukan tindakan dan perkataan positif kita agar dapat lebih tulus kita berikan pada orang lain. Orang yang selalu berfikiran positif akan memiliki talenta yang luar biasa dimata orang lain, karena orang lain tidak ragu lagi dalam berkomunikasi dengan kita karena akan selalu diterima dan ditanggapi secara positif
  • Taat beribadah
Ketaatan beribadah ini bukan hanya kerajinan kita pergi ke rumah ibadah, kekhusyukan kita berdo’a, seringnya kita membaca kitab suci atau besarnya sumbangan yang kita berikan untuk rumah ibadah, tetapi lebih kepada implementasi ibadah kita dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang taat beribadah dengan segenap perasaan dan keikhlasan, akan meresapi makna ibadah dan mampu mengaplikasikan segala sesuatu yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Ia akan mendapatkan sebuah penilaian yang positif karena ketaatan ibadahnya mampu diselaraskan dengan sikap, perkataan dan perbuatan sehari-hari
  • Menghargai orang lain
Hargailah orang lain seperti layaknya dirimu menghargai diri sendiri karena pada dasarnya seluruh manusia didunia ini memiliki derajat dan kedudukan yang sama. Yang membedakan manusia dimuka bumi ini adalah kemampuan masing-masing orang dalam memanfaatkan potensi diri yang mereka miliki. Banyak orang yang mampu memanfaatkan potensi diri sehingga mampu meraih kesuksesan dalam karir dan kehidupan, juga tidak sedikit orang yang selalu mengantungkan hidupnya pada belas kasihan orang lain. Kita yang merasa memiliki kelebihan seyogyanya mampu menghargai sesama yang lebih sedikit kepemilikannya dibandingkan kita.
  • Bekerja keras, penuh semangat dan tulus
Bekerja keras dan penuh semangat merupakan kunci pokok menuju kesuksesan. Orang yang bekerja dengan penuh semangat bagaikan magnet yang menarik orang orang disekitarnya untuk ikut serta bekerja keras. Nilai yang akan kita hasilkanpun akan sangat memiliki arti bagi kehidupan kita dan orang lain bila dibarengi dengan semangat yang menyala-nyala akan memberikan aura positif bagi rekan kita untuk melakukan tindakan yang sama, bekerjakeras dengan penuh semangat. Ketulusan yang mengiringi kerjakeras dan semangat kita akan melahirkan sebuah hasil kerja yang sempurna, karena seluruh potensi diri kita libatkan untuk menghasilkan aktifitas yang terbaik untuk diri kita, orang lain, bangsa dan negara. Kerjakeras, semangat dan ketulusan akan membuat diri kita akan selalu digunakan oleh orang lain dan sebuah jaminan akan hasil kerja yang terbaik.

Anda tentunya seringkali mendengar istilah TANGGUNG JAWAB, bukan? Makna dari istilah “tanggung jawab” adalah “siap menerima kewajiban atau tugas”. Arti tanggung jawab di atas semestinya sangat mudah untuk dimengerti oleh setiap orang. Tetapi jika kita diminta untuk melakukannya sesuai dengan definisi tanggung jawab tadi, maka seringkali masih merasa sulit, merasa keberatan, bahkan ada orang yang merasa tidak sanggup jika diberikan kepadanya suatu tanggung jawab. Kebanyakan orang mengelak bertanggung jawab, karena jauh lebih mudah untuk “menghindari” tanggung jawab, daripada “menerima” tanggung jawab.
Banyak orang mengelak bertanggung jawab, karena memang lebih mudah menggeser tanggung jawabnya, daripada berdiri dengan berani dan menyatakan dengan tegas bahwa, “Ini tanggung jawab saya!” Banyak orang yang sangat senang dengan melempar tanggung jawabnya ke pundak orang lain.
Oleh karena itulah muncul satu peribahasa, “lempar batu sembunyi tangan”. Sebuah peribahasa yang mengartikan seseorang yang tidak berani bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri, sehingga dia membiarkan orang lain menanggung beban tanggung jawabnya. Bisa juga diartikan sebagai seseorang yang lepas tanggung jawab, dan suka mencari “kambing hitam” untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari perbuatannya yang merugikan orang lain.
Sebagian orang, karena tidak bisa memahami arti dari sebuah tanggung jawab; seringkali dalam kehidupannya sangat menyukai pembelaan diri dengan kata-kata, “Itu bukan salahku!” Sudah terlalu banyak orang yang dengan sia-sia, menghabiskan waktunya untuk menghindari tanggung jawab dengan jalan menyalahkan orang lain, daripada mau menerima tanggung jawab, dan dengan gagah berani menghadapi tantangan apapun di depannya.
Banyak kejadian di negara kita ini, yang disebabkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, malah sering dimenangkan atau diberikan bantuan berlebihan oleh lingkungannya dengan sangat tidak masuk akal. Sungguh sangat menyedihkan. Di masa kini, kita memiliki banyak orang yang mengelak bertanggung jawab; karena mereka ini mendapatkan keuntungan dari sikapnya itu.
Dan gilanya, “lepas tanggung jawab” itu sering didukung oleh lingkungan dekatnya, teman-temannya, anak buahnya, atasannya, anak kandungnya, bahkan didukung oleh istri atau suaminya. Anda bisa lihat, misalnya, korupsi, dan manipulasi. Sebagian besar orang-orang di lingkungan dekatnya pasti mendukungnya, karena mereka semua pasti ikut merasakan hasil-hasil dari korupsi atau manipulasi itu. Apakah dunia kita ini sudah dekat dengan kiamat?
Cobalah kita pahami, kalimat mulia berkaitan dengan tanggung jawab, di bawah ini:

“Anda tidak bisa lari dari tanggung jawab hari esok dengan menghindarinya pada hari ini”. (Abraham Lincoln)
Semoga kita semua bisa memahami makna tanggung jawab yang sebenarnya di kehidupan ini.

Posted by embun guruku

CHANGE!
TAK PEDULI BERAPA JAUH JALAN SALAH YANG ANDA JALANI, PUTAR ARAH SEKARANG JUGA
Adakalanya pemimpin tua atau yang dituakan sudah ingin mundur dari panggung, tetapi kakinya akan ditarik terus oleh para kader yang tidak mampu berdiri di atas kakinya sendiri. Lama-lama organisasi akan berubah menjadi lembaga tradisional dengan pemimpin-pemimpin sepuh yang kharismatis. Organisasi akan diwarnai oleh konflik dan office politics. Saling tuduh dan saling menyalahkan, hingga jatuh menjatuhkan akan menjadi hal yang biasa. Kalau ini dibiarkan organisasi akan sangat sulit untuk berubah. Pemimpin-pemimpin yang bisa dilahirkan hanyalah pemimpin-pemimpin yang berorientasi pada masa lalu, bukan kemasa depan. Energi mereka akan habis untuk mengurusi hal-hal yang tidak perlu. Setiap perubahan akan dianggap sebagai ancaman, dan change makers akan diberi ruang yang sangat sempit untuk bergerak. Langkah-langkah change makers digugat dan dan selalu dikembalikan kepada bayang-bayang kesuksesan dimasa lalu.
Disetiap organisasi yang banyak memiliki masalah, yang perkembangannya relative statis atau bahkan menurun, kelompok the establishment (mapan) akan selalu ada. Orang –orang yang mau melakukan perubahan harus tahan uji menghadapi kelompok ini. Memiliki napas yang panjang, dan siap untuk menang. Dalam hal tertentu  the establishment  juga menanamkan nilai-nilai dan asumsi-asumsi yang hanya cocok untuk kepentingan mereka. Untuk memperbaharui organisasi adakalanya kita perlu “menghancurkan” lebih dulu nilai-nilai dan asumsi-asumsi lama untuk menumbuhkan hal-hal baru. Dan proses ini bisa menimbulkan ketegangan-ketegangan, ketidaknyamanan, dan kegundahan-kegundahan. Tetapi itulah perubahan. Selalu harus ada pihak yang rela melakukannya.

PEMIMPIN atau MANAJER
Pemimpin adalah orang yang menciptakan perubahan. Tidak terpaku dan berselancar  di atas pola  yang dibuat oleh para pendahulunya, melainkan membuat jalan-jalan baru yang lebih baik dan lebih sesuai dengan kebutuhan, menawarkan tujuan-tujuan baru untuk dicapai bersama-sama. Ia seorang transformer yang memberikan inspirasi (inspiring) kepada para pengikutnya.

PEMIMPIN KREATIF dan PEMIMPIN REAKTIF
Pemimpin Reaktif, yaitu orang-orang yang cenderung menutup diri terhadap alternative, terlalu cepat bereaksi untuk segala hal, mudah tersinggung, dan lebih terang melihat kesulitan dibalik setiap kesempatan dari pada sebaliknya. Pemimpin seperti ini umumnya adalah pekerja keras, namun cara kerjanya bisa menjadi tidak efektif. (Cenderung menolak perubahan, cepat tersinggung, mencurigai, wawasan sempit, konservatif, iri dengki, cemburu, cause dan effect)
Pemimpin Kreatif, yaitu orang-orang yang berhasil mengendalikan agresivitasnya dalam bentuk komunikasi yang teratur dan menimbulkan semangat kerja, cenderung kreatif mencari jalan keluar dari kesulitan yang sedang dihadapi, mampu melihat dengan terang kesempatan-kesempatan yang ada dibalik setiap kesulitan. (Cenderung mendorong perubahan, objektif, berpikir positif, wawasan luas, penuh ide cemerlang, idealis, motivasi tinggi, energik, intelektual, can do oriented spirit)
Holism Manager
Bekerja dengan semangat kerjasama. Ia datang dengan tujuan membangun kembali puing-puing yanag berserakan dan menyatukan organisasi. Biasanya memulai kerjanya dengan mengumpulkan staffnya dan mendengarkan keluhan-keluhan mereka.
Practical Manager
Ia melihat organisasi gagal menjadi produktif karena organisasi tidak bekerja dengan system dan control yang baik. Ia melihat beberapa prosedur kerja yang tidak didasarkan atas kriteria-kriteria usaha yang benar. Meneger ini akan menyentuh perbaikan struktur sistemnya, bukan orangnya. Maneger ini menyukai alat ukur keuangan, pengukuran kinerja dengan balanced scorecard, rapat-rapat terjadwal, dengan laporan-laporan resmi, dan kesepakatan-kesepakatan tertulis daripada melakukannya secara informal.

TIPS CEPAT PENGAMBIALAN KEPUTUSAN
1. Dalam setiap kondisi, yakinkan diri bahwa setiap keputusan harus diambil. Selalu ada resiko.
2. Biasakan dekat dengan  masalah. Filusuf :
masalah selalu memberikan arti bagi kehidupan.
3. Selalu bedakan antara “orang yang mempunyai masalah besar (who has a big problem) dengan orang yang membuat masalah menjadi besar (who makes a problem big)
4. Kebanyakan kita sering berteriak punya masalah besar atau menuding orang lain punya masalah besar. Yang benar adalah  kita telah bereaksi secara salah terhadap suatu masalah. Dengan cara demikian, kita telah membuat sebuah masalah “menjadi besar”
5. Cepat selesaikan masalah sebelum masalah itu tumbuh menjadi besar, menyebar kemana-mana, dan menjadi musibah.
6. Identifikasi masalah dengan cepat.
7. Terlibat dalam proses.
8. Berpikir positif. Antusiasme adalah modal penting untuk mengambil keputusan dan menciptakan perubahan.
9. Buat Rencana Tindakan (Action Plan)

Tujuh (7) Budaya negative yang mengkontaminasi organisasi pada masa transisi, yang dapat menghapus atau mengurangi karakter positif pengikat sebuah institusi, seperti nilai-nilai komitmen, kebersamaan, dan loyalitas.
NIALAI-NILAI LATEN BAWAAN
1. Budaya Ketakutan  (culture of fear)
2. Budaya Menyangkal (culture of deniel)
3. Budaya Kepentingan Pribadi (culture of self-interest)
4. Budaya Mencela (culture of cynicism)
5. Budaya Tidak Percaya (culture of distrust)
6. Budaya Anomi (culture of anomie)
    Kehilangan identitas cultural/jati diri. Ia ingin cepat-cepat pergi meninggalkan institusi, tetapi merasa punya kewajiban untuk tetap berada disana.
7. Budaya Mengedepankan Kelompok (the rise of underground subculture)

PARADIGMA PERUBAHAN

Posted by embun guruku

SEKOLAH BINA INSANI (SBI) ... 1 April 2012

Mempersiapkan Guru untuk Masa Depan

Posted by embun guruku

2.6. Mempersiapkan Guru untuk Masa Depan

Sungguhpun sudah begitu banyak upaya dan kegiatan untuk meningkatkan mutu guru, hasil-hasil evaluasi tahap akhir siswa menunjukkan bahwa nilai mereka belum mengalami kenaikan yang berarti. Kalau kita menggunakan pola pikir linier:

Penataran Guru ---» Mutu Guru Meningkat ---» Kualitas Kerja Guru Meningkat ---» Mutu Siswa Meningkat

Sudah barang tentu dapat disimpulkan bahwa penataran yang telah dilaksanakan telah berhasil meningkatkan mutu guru, tetapi belum berhasil meningkatkan mutu kerja guru, sehingga mutu siswa belum meningkat. Barangkali dilihat dari semboyan PKG: Dari Guru-Oleh Guru-Untuk Guru, tujuan PKG sudah dicapai. Mungkin semboyannya perlu diubah, menjadi: Dari Guru, Oleh Guru, Untuk Guru dan Siswa. Mengapa mutu guru telah berhasil ditingkatkan tetapi kemampuan kerja guru belum meningkat? Salah satu jawaban bisa kita kembalikan pada salah satu karakteristik kerja guru, yakni guru adalah pekerjaan yang tidak pernah mendapatkan umpan balik. Hal ini logis, karena tanpa umpan balik guru tidak tahu kualitas apa yang dikerjakan, tidak tahu di mana kelemahan dan kelebihannya, dan akibatnya guru tidak tahu mana yang perlu ditingkatkan.

Oleh karena itu, nampaknya di samping meneruskan kegiatan pembinaan yang telah ada selama ini, pembinaan guru diarahkan untuk mengembangkan suatu sistem dan teknik bagi guru untuk bisa mendapatkan umpan balik dari apa yang dikerjakan dalam proses belajar mengajar. Dua model peningkatan mutu yang perlu dipertimbangkan adalah a) memperkuat hidden curriculum dan b) mengembangkan teknik refleksi diri (seff-reffection).

A. Hidden curriculum

Hidden curriculum adalah proses penanaman nilai-nilai dan sifat-sifat pada diri siswa. Proses ini dilaksanakan lewat perilaku guru selama melaksanakan proses belajar mengajar. Untuk menanamkan sikap disiplin, guru harus memberikan contoh bagaimana perilaku mengajar yang disiplin. Misalnya, memulai dan mengakhiri pelajaran tepat pada waktunya. Kalau guru bertujuan menanamkan kerja keras pada diri siswa, maka guru memberikan tugas-tugas yang memadai bagi siswa dan segera diperiksa dan dikembalikan kepada siswa dengan umpan balik. Pengembalian tugas-tugas siswa tanpa ada umpan balik pada kertas pekerjaan secara langsung akan menanamkan sifat tidak usah kerja keras. Karena siswa beranggapan kerja mereka tidak dibaca guru.

Kegiatan pembinaan yang diperlukan adalah:

  1. Mengkaji secara lebih mendalam makna hidden curriculum.

  2. Secara sadar merancang pelaksanaan hidden curriculum.

  3. Mengidentifikasi momen untuk melaksanakan hidden curriculum.

B. Self-reflection

Self-reflection adalah suatu kegiatan untuk mengevaluasi proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan untuk mendapatkan umpan balik dari apa yang telah dilakukan. Umpan balik tersebut antara lain berupa: a) pemahaman siswa tentang apa yang telah disampaikan, b) perilaku guru yang tidak efisien dan tidak efektif, c) perilaku guru yang efisien dan efektif, d) perilaku yang perlu diperbaiki, e) perilaku yang diinginkan oleh siswa dan, f) perilaku yang seharusnya dikerjakan. Berdasarkan self-reflection inilah guru akan memperbaiki perilaku dalam proses belajar mengajar.

Paling tidak ada dua cara bagi guru untuk melakukan self-reflection, yakni: a) guru menampung pendapat siswa pada setiap akhir kuartal dan, b) guru malaksanakan action research. Cara yang pertama dilakukan lewat cara guru mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang mengungkap bagaimana perilaku selama mengajar, dan memberikan pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk dijawab oleh siswa. Berdasarkan jawaban tersebut guru akan mendapatkan gambaran diri pada waktu melaksanakan proses belajar mengajar.

Action research, sebagai cara kedua, merupakan kegiatan meneliti sambil mengajar atau mengajar yang diteliti. Siapa yang mengajar dan siapa yang meneliti? Guru sendiri yang melakukan keduanya datam waktu yang sama.

Meningkatkan Kualitas Guru dalam Proses Belajar Mengajar

Posted by embun guruku

2.5. Meningkatkan Kualitas Guru dalam Proses Belajar Mengajar

A. Tantangan dunia pendidikan

Proses globalisasi merupakan keharusan sejarah yang tidak mungkin dihindari, dengan segala berkah dan mudhoratnya. Bangsa dan negara akan dapat memasuki era globalisasi dengan tegar apabila memiliki pendidikan yang berkualitas. Kualitas pendidikan, terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar yang berlangsung di ruang-ruang kelas. Dalam proses belajar mengajar tersebut guru memegang peran yang penting. Guru adalah kreator proses belajar mengajar. la adalah orang yang akan mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide dan kreativitasnya dalam batas-batas norma-norma yang ditegakkan secara konsisten. Sekaligus guru akan berperan sebagai model bagi anak didik. Kebesaran jiwa, wawasan dan pengetahuan guru atas perkembaagan masyarakatnya akan mengantarkan para siswa untuk dapat berpikir melewati batas-batas kekinian, berpikir untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.

Tugas utama guru adalah mengembangkan potensi siswa secara maksimal lewat penyajian mata pelajaran. Setiap mata pelajaran, dibalik materi yang dapat disajikan secara jelas, memiliki nilai dan karakteristik tertentu yang mendasari materi itu sendiri. Oleh karena itu, pada hakekatnya setiap guru dalam menyampaikan suatu mata pelajaran harus menyadari sepenuhnya bahwa seiring menyampaikan materi pelajaran, ia harus pula mengembangkan watak dan sifat yang mendasari dalam mata pelajaran itu sendiri.

Materi pelajaran dan aplikasi nitai-nilai terkandung dalam mata pelajaran tersebut senantiasa berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakatnya. Agar guru senantiasa dapat menyesuaikan dan mengarahkan perkembangan, maka guru harus memperbaharui dan meningkatkan ilmu pengetahuan yang dipelajari secara terus menerus. Dengan kata lain, diperlukan adanya pembinaan yang sistematis dan terencana bagi para guru.

B. Karakteristik kerja guru

Semua di antara kita sudah sangat akrab dengan guru, baik sering berhubungan, membawahi ataupun jadi guru sendiri. Tetapi, berapa banyak di antara kita yang pernah merenungkan sesungguhnya bagaimana kerja guru itu? Pemahaman akan hakekat kerja guru ini sangat penting sebagai landasan dalam mengembangkan program pembinaan dan pengembangan guru. Kalau direnungkan secara mendalam, maka kita akan dapat menemukan beberapa karakteristik kerja guru, antara lain:

  1. Pekerjaan guru adalah pekerjoan yang bersifat individualistis non colaboratif.

  2. Pekerjaan guru adalah pekerjaan yang dilakukan dalam ruang yang terisolir dan menyerap seluruh waktu.

  3. Pekerjaan guru adalah pekerjaan yang kemungkinan terjadinya kontak akademis antar guru rendah.

  4. Pekerjaan guru tidak pernah mendapatkan umpan balik.

  5. Pekerjaan guru memerlukan waktu untuk mendukung waktu kerja di ruang kelas.

Marilah kita bicarakan satu persatu karakteristik guru di atas. Karakteristik pertama, pekerjaan guru bersifat individualistis non colaboratif, memiliki arti bahwa guru dalam melaksanakan tugas-tugas pengajarannya memiliki tanggung jawab secara individual, tidak mungkin dikaitkan dengan tanggung jawab orang lain. Pekerjaan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dari waktu ke waktu dihadapkan pada pengambilan keputusan dan melakukan tindakan. Dalam pengambilan keputusan dan tindakan itu harus dilaksanakan oleh guru secara mandiri. Sebagai contoh, di tengah proses belajar mengajar berlangsung terdapat siswa yang tertidur sehingga siswa yang lain berisik. Guru harus mengambil keputusan dan menentukan tindakan saat itu, dan

tidak mungkin meminta pertimbangan teman guru yang lain. Oleh karena itulah, wawasan dan kecermatan sangat penting bagi seorang guru.

Karakteristik kedua, pekerjaan guru adalah pekerjaan yang dilakukan dalam ruang yang terisolir dan menyerap seluruh waktu. Hal ini sudah diketahui bersama, bahwa hampir seluruh waktu guru dihabiskan di ruang-ruang kelas bersama para siswanya. Implikasi dari hal ini adalah bahwa keberhasilan kerja guru tidak hanya ditentukan oleh kemampuan akademik, tetapi juga oleh motivasi dan dedikasi guru untuk terus dapat hidup dan menghidupkan suasana kelas.

Karakteristik ketiga, pekerjaan guru adalah pekerjaan yang kemungkinan terjadinya kontak akademis antar guru rendah. Bisa dicermati, setiap hari berapa lama guru bisa berinteraksi dengan sejawat guru. Dalam interaksi ini apa yang paling banyak dibicarakan. Banyak bukti menunjukkan bahwa interaksi akademik antar guru sangat rendah. Kalau dokfer ketemu dokter yang paling banyak dibicarakan adalah tentang penyakit, penemuan teknik baru dalam pengobatan. Kalau insinyur ketemu insinyur, yang dibicarakan adalah adanya teknik baru dalam membangun jembatan, penemuan untuk meningkatkan daya bangunan air, dan sebagainya. Tetapi apabila guru ketemu guru, apa yang dibicarakan? Rendahnya kontak akademik guru ini di samping dikarenakan soal waktu guru yang habis diserap di ruang-ruang kelas, kemungkinan juga karena kejenuhan guru berinteraksi akademik dengan para siswanya.

Karakteristik keempat, pekerjaan guru tidak pernah mendapatkan umpan balik. Umpan balik adalah informasi baik berupa komentar ataupun kritik atas apa yang telah dilakukan dalam melaksanakan proses belajar mengajar, yang diterima oleh guru. Berdasarkan umpan balik inilah guru akan dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajarnya. Muncul pertanyaan, kalau guru tidak pernah mendapatkan umpan balik, bagaimana guru dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pengajarannya?

Karakteristik kelima, pekerjaan guru memerlukan waktu untuk mendukung waktu kerja di ruang kelas. Waktu kerja guru tidak terbatas hanya di ruang-ruang kelas saja. Dalam banyak hal, justru waktu guru untuk mempersiapkan proses belajar mengajar di ruang kelas lebih lama. Berkaitan dengan padatnya waktu guru itu, muncul pertanyaan kapankah guru dapat merenungkan melakukan refleksi atas apa yang telah dilakukan bagi para siswanya?

Di samping karakteristik pekerjaan guru, karakteristik disiplin ilmu pengetahuan sangat penting artinya untuk difahami, khususnya oleh guru sendiri. Sebab, guru harus menjiwai disiplin ilmu yang harus diajarkan. Di Amerika Serikat, misalnya, kalau ada konferensi guru-guru, orang akan segera dapat membedakan guru berdasarkan disiplin ilmu yang diajarkan: mana guru matematik dan mana guru ilmu sosial.

Namun realitas menunjukkan bahwa kualitas guru belum sebagaimana yang diharapkan. Berbagai usaha yang serius dan sungguh-sungguh serta terencana harus secara terus menerus dilakukan dalam pengembangan kualitas guru.

Berdasarkan karakteristik kerja guru sebagaimana dikemukakan di atas, berbagai cara pembinaan guru telah dilaksanakan. Teknik pembinaan yang telah dikembangkan dan diterapkan adalah dengan sistem PKG. Di samping itu, telah dikembangkan pula MGMP dan SKG. Untuk meningkatkan dan memperdalam penguasaan materi telah dilaksanakan pula Kursus Pendalaman Materi (KPM), dan untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi telah dilatihkan pemanfaatan komputer dalam pengajaran matematika.